- Posted by : Adi Mulyadi
- on : Monday, June 14, 2021
KILAS BALIK PERJALANAN AT-TAFSIRI
·
Kilas Lintas AT-TAFSIRI
by : Bouya Syams
Cikal Bakal Lembaga
Cikal Bakal At-tafsiri School telah tumbuh sebelum tahun 1976 ditandai dengan berdirinya pengajian kalong yang di prkarsai oleh Bapak Haji Rafe’I, dan kira kira pada tahun 1976 didirikanlah lembaga pendidikan pesantren dengan dibukanya Pengajian Santri dengan model Salafiyah (Tradisional) oleh KH. Ilyas Tafsiri yang lebih dikenal dengan sebutan Mama, kemudian pesantren nya di resmikan dengan Nama Nurulhuda, beliau adalah Alumni atau murid dari Abuya Benjot atau Kiayi H. Saefudin Muhri.
Kehadiran Sang Pembawa Perubahan
Seiring dengan bertambahnya waktu, maka pesantren Nurulhuda semakin memiliki banyak santri yang mondok, hingga pada akhirnya membuat kesibukan Mama semakin menjadi jadi jadi, namun kondisi itu tidaklah berlarut larut, karena segera sirna dengan hadirnya Sang Penerus beliau, yaitu dengan datangnya Cucu KH. Saepudin Muhri alias Abuya Benjot yang sekaligus Guru besarnya Mama ketika mondok, tepatnya pada hari Ahad tanggal 07 Juli 2000 beliau menikah dengan anak kedua dari KH.Ilyas yaitu Nurjamilah.
Awal Mula Nama At-tafsiri
Dibimbing oleh Taqdir Ilahi beliau (waktu itu masih dipanggil dengan panggilan "Aah") dengan bermodalkan Uang Bantuan dari Bupati Cianjur (Wasidi) sebesar 10 Juta, dengan pasti beliau memprakarsai pendirian Izin Kelembagaan Yayasan yang dibantu oleh adik iparnya (Aa Dede) yaitu menantu mama yang ke-3 yang berasal dari Bandung yang menikah dengan Nurasiah (Bunda), maka beliau pergi ke salahsatu Notaris di Pasir Hayam Cianjur, yaitu Dra Suci Amatul Qudus SH, dengan cara Naik motor dibonceng oleh Aa Dede menggunakan Motor Legenda berangkat ke Rumah Notaris untuk membuat Akta Pengesahan, maka berdirilah Payung Hukum Kelembagaan yang Beliau beri nama Nurulhuda At-tafsiri, yaitu dengan menambahkan kata At-tafsiri di belakang Nama Nurulhuda yang sebelumnya sudah ada, dengan harapan sebagai Tafa'ul atau ngalap berkahdari Nama akhir mertua (Mama), maka tepat pada Hari Rabu Tanggal 11 Pebruari 2004 berdirilah Yayasan Nurulhuda At-tafsiri (yang selanjutnya dikenal Ma’had At-tafsiri) yang beralamat di : Kp. Cipoek 003/005 Kp. Neglasari Desa Campakawarna Kec. Campakamulya Cianjur 43269.
Awal Pendirian Lembaga Pendidikan
Dengan bermodalkan Akta Notaris dari Dra. Suci Amatul Qudus SH. No 04 dan Surat Izin dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi manusia No : AHU - 3461.AH.01.04. maka beliau melangkah terus untuk melengkapi Legalitas Kelembagaan, dan beliau mendaftarakan Yayasannya ke Kantor Kesbang dan mendaftarkan ke Kantor Perpajakan. dan dengan bekal surat yang telah dimiliki, maka didirikanlah Panti Asuhan dengan Nama PSAA Kasih Ibu dengan diterbitkannya SIOP dari Dinas Sosial Kabupaten dan Provinsi serta dibangunya BAT (Bale Asuh Tarbiyah) yang mengasuh beberapa santri Asuh dengan kategori Yatim dan Broken Home. selama beberapa tahun beliau menjalankan lembaga sosial dan aktif berkomunkasi dan berkonsultasi ke Dinas Sosial kabupaten dan Dinas Sosial Provinsi, dalam menjalankan Panti Asuhan beliau bertemu dan berjuang bersama sama dengan teman seperjuangannya yang bernama H. Parid Madani, yang mana beliau juga merintis Lembaga dan Pondok bernama Almadinah.
Lembaga sosial yang beliau rintis berjalan selama beberapa tahun, dan selama masa perkembangannya beliau telah mengasuh dan meluluskan beberapa angkatan, bahkan kehadiran Lembaga Sosial tersebut sudah cukup dikenal di Pemerintahan tingkat Kabupaten, bahkan Ibu Bupati biasa melakukan kunjungan ke Panti ini dan terkadang memberi santunan untuk anak anak asuh.
Awal Berdiri Lembaga Non Formal
Waktu terus bergerak dan Obsesi dari beliau tidak lekang, bahkan semakin memuncak, yang ditandai dengan didirikannya TPA yang selanjutnya bermetamorfosis menjadi PAUD, yang sejak berdiri sampai saat ini tanggungjawab masih dipegang oleh Istri sendiri dan dibantu oleh dewan guru yang merupakan lulusan dari MA AT-TAFSIRI yang juga dikemudian hari juga akan dirintis oleh beliau, disisi lain beliau juga merintis program kesetaraan Pondok Pesantren, yaitu dengan di bukanya Pendidikan Kesetaraan Wajar Dikdas Wusthoatau kesetaraan tingkat SMP, dan program ini berjalan selama kurang lebih 2 Tahun.
Awal Bediri MTs At-tafsiri
Seiring dengan ditutupnya program wajar dikdas tepatnya pada tahun 2008 beliau kembali mendirikan lembaga pendidikan Formal tingkat SMP yaitu MTS AT-TAFSIRI, dalam proses pendiriannya tidak luput dari sejuta sukacita dan kendala yang merintangi, mulai dari proses pengajuan Izin dari Kementerian Agama, bahkan konflik dengan sekolah sekolah yang ada disekitarnya, namun berkat keuletan dan dukungan dari semua pihak termasuk keluarga besar Cipoek maka segala permasalahan dapat diatasi, hingga pada akhirnya berdirilah Madrasah Tsanawiyah At-tafsiri, yang pada awalnya sekolah ini masih ditangani sendiri, namun pada akhirnya tanggungjawab kepemimpinan diserahkan pada H. Puadul Hakim Lc alias Putra ke - 5, yang sebelumya selama kurang lebih satu tahun pernah dijabat oleh H. Syarif Hamdani S.Pd atau putra ke 4 Mama)
Awal Berdiri Madrasah Aliyah At-tafsiri
Setelah sebelumnya beliau mendirikan beberapa lembaga, namun hal itu tidak membuat semangat beliau melemah, maka pada Tahun 2009 (dengan di Motifasi oleh beberapa sosok tenaga luar Pribumi diantara nya Pak Dedi Sukapura) maka beliau kembali berinisiatif mendirikan sekolah formal tingkat SMU yaitu Madrasah Aliyah (MA AT-TAFSIRI), sama seperti pada pendirian tingkat Tsanawiyah, maka pada pendirian Madrasah Aliyah pun bukan tanpa hambatan, hambatan terus datang dari bebagai hal, mulai dari kekurangannya tenaga fungsional di Madrasah termasuk minimnya pendanaan yang dimiliki, sampai sampai beliau harus mengajar beberapa mata pelajaran yang ada, hal ini dilakukan karena keterbatasan segalanya, kondisi seperti ini terus berjalan, sampai Madrasah terkesan mati suri, dan siswa masih sangat sedikit, hingga pada tahun 2010 Surat Izin telah terbit dan selang satu tahun Madrasah harus di akreditasi, dan akhirnya dengan perjuangan yang melelahkan dan dibantu oleh banyak pihak serta dukungan keluarga maka akhirnya Madrasah Aliyah lulus Akreditasi dan mendapatkan Nilai B (Alhamdulillah). Dengan lulusnya akreditasi maka akhirnya Madrasah kembali bangkit dan siswa pun semakin bertambah dan semakin dikenal masyarakat luas.
Tampuk Kepala Madrasah
Pada awalnya selama kurang lebih satu tahun, tanggung jawab kepala Madrasah di serahkan pada Bapak Ipo Hartono S.Pd, yaitu salah satu Jamaah dan Partisipan Pesantren, namun pada tahun 2010 Jabatan Kepala dikembalikan dan di emban kembali oleh Beliau hingga saat ini, dan sampai saat ini beliau masih terus berjuang dalam pengembangan Yayasan dengan memperluas tanah guna pengembangan pendidikan diberbagai tingkatan, diantaranya ditandai dengan bertambahnya kepemilikan tanah, termasuk tanah yang berada di Blok Hegarmanah atau Rawarati seluas tidak kurang dari 3 hektar, yang insyllah akan dibangun dan didirikan Pondok Pesantren Tahfidz dengan pendidikan Formal SMK kejuruan dengan program tambahan Amtsilati.