- Posted by : Adi Mulyadi
- on : Wednesday, September 17, 2025
Sisi Baik
dan Buruk Kecerdasan Buatan (AI): Peluang dan Tantangan bagi MA Attafsiri
Di era digital yang terus
berkembang pesat, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari asisten virtual
di smartphone hingga sistem rekomendasi di platform streaming, AI telah mengubah
cara kita berinteraksi dengan teknologi. Bagi dunia pendidikan, khususnya di
lingkungan Madrasah Aliyah seperti MA Attafsiri, kehadiran AI membawa berbagai
peluang sekaligus tantangan yang perlu dipahami secara mendalam.
Teknologi AI tidak lagi menjadi
konsep futuristik yang jauh dari jangkauan, melainkan telah menjadi kenyataan
yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk proses belajar-mengajar.
Para siswa MA Attafsiri saat ini adalah generasi yang tumbuh di tengah gempuran
teknologi canggih ini, sehingga pemahaman yang komprehensif mengenai AI menjadi
sangat penting untuk membekali mereka menghadapi masa depan.
Ilustrasi kecerdasan buatan
dalam pendidikan modern
Artikel ini akan mengupas
tuntas berbagai sisi kecerdasan buatan, mulai dari pengertian dasar, manfaat
positif, hingga tantangan dan risiko yang mungkin timbul. Dengan pemahaman yang
utuh, diharapkan seluruh warga MA Attafsiri dapat mengoptimalkan potensi AI
untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus waspada terhadap dampak negatif
yang mungkin terjadi.
Apa Itu Kecerdasan Buatan
(AI)?
Kecerdasan
Buatan (AI) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai simulasi kecerdasan
manusia yang dimiliki oleh mesin atau sistem komputer. AI dirancang untuk dapat
melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti
pengenalan suara, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan pembelajaran
dari pengalaman (Gramedia,
2024).
AI bekerja
melalui kombinasi algoritma kompleks, data besar (big data), dan kemampuan
komputasi tinggi. Sistem AI dapat “belajar” dari pola-pola yang ada dalam data
yang diberikan dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu tanpa perlu diprogram
ulang secara eksplisit. Inilah yang membedakan AI dari program komputer
konvensional.
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita telah menggunakan berbagai bentuk AI, meskipun
seringkali tanpa disadari:
1.
Asisten
Virtual: Seperti Siri, Google Assistant, atau Alexa
yang merespons perintah suara
2.
Sistem
Rekomendasi: Platform seperti Netflix dan YouTube
yang menyarankan konten berdasarkan preferensi pengguna
3.
Pengenalan
Wajah: Teknologi keamanan di smartphone dan sistem
keamanan
4.
Bahasa
Alami: Fitur terjemahan otomatis di Google
Translate atau chatbot di situs web
5.
Kendaraan
Otonom: Teknologi mobil self-driving yang sedang
dikembangkan
AI dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan berdasarkan kemampuannya:
•
AI
Sempit (Narrow AI): AI yang dirancang untuk
melakukan tugas spesifik, seperti pengenalan wajah atau asisten virtual.
Sebagian besar AI yang kita gunakan saat ini termasuk dalam kategori ini.
•
AI Umum
(General AI): AI yang memiliki kemampuan
intelektual setara dengan manusia, dapat memahami, belajar, dan menerapkan
pengetahuan untuk menyelesaikan berbagai masalah. AI ini masih dalam tahap
pengembangan.
•
AI
Superintelligent: AI yang melampaui kecerdasan
manusia dalam hampir semua aspek. Ini masih merupakan konsep teoritis.
Memahami dasar-dasar
AI adalah langkah penting bagi warga MA Attafsiri untuk mempersiapkan diri
menghadapi era teknologi yang semakin canggih ini.
Sisi Baik AI
Kecerdasan buatan menawarkan
berbagai manfaat signifikan bagi berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
Berikut adalah beberapa sisi positif AI yang relevan bagi lingkungan sekolah
seperti MA Attafsiri:
Meningkatkan Efisiensi Belajar
AI dapat memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa. Sistem pembelajaran adaptif
mampu menganalisis pola belajar siswa dan menyesuaikan materi serta kecepatan
pembelajaran secara otomatis. Dengan demikian, siswa yang lambat dapat
mendapatkan dukungan tambahan, sementara siswa yang cepat dapat menantang diri
dengan materi yang lebih sulit.
Contohnya, platform pembelajaran seperti Khan Academy atau Duolingo
telah mengimplementasikan AI untuk memberikan rekomendasi materi latihan yang
disesuaikan dengan kemampuan pengguna. Teknologi serupa dapat dikembangkan di
MA Attafsiri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sistem pembelajaran adaptif dengan AI yang mempersonalisasi
pengalaman belajar siswa
Otomatisasi Tugas Administratif
AI dapat membantu mengurangi beban administratif guru dan staf
sekolah. Tugas-tugas rutin seperti penilaian otomatis, penjadwalan, pengelolaan
data siswa, dan komunikasi dengan orang tua dapat dioptimalkan dengan bantuan
AI. Hal ini memungkinkan guru untuk fokus lebih pada interaksi langsung dengan
siswa dan pengembangan metode pengajaran yang lebih kreatif.
Sebuah studi menunjukkan bahwa guru dapat menghemat hingga 30% waktu
mereka dengan mengotomatisasi tugas administratif menggunakan AI (Undiknas, 2023). Waktu yang tersedia ini dapat dialokasikan untuk kegiatan yang
lebih bernilai tambah seperti bimbingan pribadi atau pengembangan kurikulum.
Inovasi dalam
Kreativitas dan Eksplorasi Ilmu Pengetahuan
AI membuka peluang baru dalam eksplorasi ilmu pengetahuan dan
kreativitas. Alat bantu AI seperti generator gambar, musik, atau teks dapat
menjadi sarana bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka dengan cara
baru. Di bidang sains, AI dapat membantu analisis data kompleks yang sulit
dilakukan secara manual, sehingga memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi topik
penelitian yang lebih mendalam.
Misalnya, siswa MA Attafsiri yang tertarik pada penelitian
lingkungan dapat menggunakan AI untuk menganalisis data polusi udara atau pola
perubahan iklim, sehingga memperoleh wawasan yang lebih kaya dari hasil
penelitian mereka.
Bantuan bagi Penyandang Disabilitas
AI telah memberikan harapan baru bagi penyandang disabilitas dalam
mengakses pendidikan. Teknologi seperti pengenalan suara, teks-ke-suara,
penerjemah bahasa isyarat, dan alat bantu visual yang didukung AI telah
mempermudah penyandang disabilitas untuk berpartisipasi aktif dalam kelas.
Di MA Attafsiri, implementasi teknologi pendukung seperti ini dapat
menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, di mana semua siswa
memiliki kesempatan yang sama untuk meraih prestasi akademik terbaik mereka.
Pengembangan Keterampilan Masa Depan
Eksposisi terhadap teknologi AI di sekolah dapat membantu siswa
mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan. Memahami cara kerja
AI, etika penggunaannya, dan bahkan pengembangan dasar AI dapat menjadi bekal
berharga bagi siswa saat memasuki dunia kerja yang semakin terotomatisasi.
Tabel berikut menunjukkan beberapa manfaat utama AI dalam pendidikan
beserta contoh penerapannya:
|
Manfaat AI dalam Pendidikan |
Contoh Penerapan |
Potensi Dampak |
|
Pembelajaran Personal |
Sistem tutor AI, platform pembelajaran adaptif |
Meningkatkan pemahaman siswa hingga 40% |
|
Efisiensi Administratif |
Penilaian otomatis, pengelolaan data siswa |
Menghemat waktu guru hingga 30% |
|
Aksesibilitas |
Pengenalan suara, terjemahan bahasa isyarat |
Meningkatkan partisipasi siswa berkebutuhan khusus |
|
Eksplorasi Ilmiah |
Analisis data riset, simulasi kompleks |
Memperdalam pemahaman konsep ilmiah |
|
Pengembangan Kreativitas |
Generator konten kreatif, alat desain AI |
Mendorong inovasi dan ekspresi diri |
Dengan memanfaatkan berbagai sisi positif ini, MA Attafsiri dapat menjadi
sekolah yang siap menghadapi tantangan pendidikan di era digital.
Sisi Buruk AI
Di balik berbagai manfaat
yang ditawarkan, kecerdasan buatan juga membawa sejumlah tantangan dan risiko
yang perlu diwaspadai. Memahami sisi buruk AI sama pentingnya dengan mengenal
manfaatnya, terutama bagi lingkungan pendidikan seperti MA Attafsiri.
Ketergantungan pada Teknologi
Salah satu dampak negatif yang paling mencolok adalah potensi
ketergantungan berlebihan pada teknologi AI. Siswa mungkin kehilangan kemampuan
berpikir kritis, memecahkan masalah secara mandiri, atau bahkan keterampilan
dasar seperti perhitungan matematika sederhana jika terlalu bergantung pada
alat bantu AI.
Ketergantungan ini juga dapat mengikis rasa percaya diri siswa dalam
kemampuan mereka sendiri. Jika setiap tugas dapat diselesaikan dengan mudah
oleh AI, siswa mungkin akan kehilangan motivasi untuk mengembangkan kemampuan
intelektual mereka secara alami.
Ancaman terhadap
Privasi dan Keamanan Data
Sistem AI seringkali memerlukan data dalam jumlah besar untuk
berfungsi dengan efektif. Di lingkungan sekolah, ini berarti data pribadi
siswa, guru, dan staf dapat dikumpulkan dan dianalisis. Jika tidak dikelola dengan
benar, data sensitif ini dapat disalahgunakan atau bocor, mengancam privasi
seluruh warga sekolah.
Selain itu, algoritma AI yang digunakan untuk menilai kinerja siswa
atau memprediksi potensi akademik dapat menimbulkan bias atau diskriminasi jika
data yang digunakan tidak representatif atau mengandung bias inheren (Deepublish, 2024). Hal ini dapat berdampak pada kesempatan pendidikan dan masa depan
siswa.
Penyalahgunaan
dalam Plagiarisme dan Konten Palsu
Kemampuan AI untuk menghasilkan teks, gambar, atau video yang
realistis membuka peluang besar untuk penyalahgunaan akademis. Siswa mungkin
tergoda untuk menggunakan AI untuk mengerjakan tugas, menulis esai, atau bahkan
mengerjakan proyek tanpa pemahaman yang memadai mengenai materi yang
dipelajari.
Konten palsu yang dihasilkan AI (deepfakes) juga dapat digunakan
untuk menyebarluaskan informasi yang salah atau memanipulasi opini, yang sangat
berbahaya dalam lingkungan pendidikan di mana kebenaran dan integritas akademis
sangat dihargai.
Dampak Sosial dan
Psikologis pada Siswa
Interaksi berlebihan dengan sistem AI dapat memengaruhi perkembangan
sosial dan psikologis siswa. Kurangnya interaksi manusia yang sebenarnya dapat
menghambat pengembangan keterampilan sosial, empati, dan kecerdasan emosional
yang penting untuk kehidupan di masyarakat.
Selain itu, tekanan untuk selalu terhubung dan ketersediaan AI 24/7
dapat menyebabkan kecemasan, kelelahan digital, dan masalah kesehatan mental
lainnya di kalangan siswa.
Ketimpangan Digital dan Akses
Implementasi AI dalam pendidikan dapat memperlebar kesenjangan
digital antara siswa yang memiliki akses terhadap teknologi canggih dan mereka
yang tidak. Di MA Attafsiri, perlu dipastikan bahwa semua siswa memiliki akses
yang setara kepada sumber daya AI yang digunakan dalam pembelajaran, agar tidak
terjadi ketimpangan dalam kesempatan belajar.
Berikut adalah tabel yang merangkum beberapa tantangan utama
penggunaan AI dalam pendidikan beserta dampak potensialnya:
|
Tantangan AI dalam Pendidikan |
Dampak Potensial |
Solusi yang Mungkin |
|
Ketergantungan Teknologi |
Penurunan kemampuan berpikir kritis, motivasi belajar |
Pembatasan penggunaan AI, penekanan pada pemahaman konsep |
|
Privasi dan Keamanan Data |
Bocornya data pribadi, bias dalam penilaian |
Kebijakan data yang ketat, transparansi algoritma |
|
Plagiarisme dan Konten Palsu |
Penurunan integritas akademik, penyebaran informasi salah |
Pendidikan etika, penggunaan detektor AI |
|
Dampak Sosial Psikologis |
Masalah kesehatan mental, penurunan keterampilan sosial |
Pembatasan waktu layar, promosi interaksi tatap muka |
|
Ketimpangan Digital |
Peningkatan kesenjangan pendidikan |
Penyediaan akses teknologi yang merata |
Memahami sisi buruk ini
bukan berarti kita harus menolak AI sepenuhnya,
melainkan untuk mengembangkan strategi yang bijaksana dalam
mengimplementasikannya di lingkungan sekolah seperti MA Attafsiri.
AI dan Dunia
Pendidikan: Tantangan & Harapan
Integrasi
kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan membawa serangkaian tantangan dan
harapan baru yang perlu disikapi dengan bijak. Bagi MA Attafsiri sebagai
institusi pendidikan, memahami dinamika ini menjadi kunci untuk mengoptimalkan
manfaat AI sekaligus meminimalkan risikonya.
Peran Guru di Era AI
Kehadiran AI tidak
akan menggantikan peran guru, melainkan mengubah cara guru bekerja dan
berinteraksi dengan siswa. Guru di era AI akan berperan lebih sebagai
fasilitator, pembimbing, dan motivator daripada sekadar penyampai informasi. AI
dapat menangani tugas-tugas rutin seperti penilaian atau penyampaian materi
dasar, sehingga guru dapat fokus pada pengembangan keterampilan higher-order
thinking, karakter, dan nilai-nilai siswa.
Guru di MA Attafsiri
perlu mengembangkan kompetensi baru untuk bekerja sama dengan AI, termasuk
kemampuan memilih dan mengevaluasi alat AI yang tepat, menginterpretasikan data
yang dihasilkan sistem AI, dan mengintegrasikannya ke dalam praktik
pembelajaran yang efektif.
Guru memfasilitasi
pembelajaran kolaboratif dengan bantuan teknologi AI di kelas modern
Perlunya
Literasi Digital di Kalangan Pelajar
Literasi
digital menjadi keterampilan esensial yang harus dimiliki siswa di era AI. Ini
bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, melainkan juga pemahaman
mendalam mengenai cara kerja AI, batasannya, serta etika penggunaannya. Siswa
perlu diajarkan untuk menjadi pengguna AI yang kritis, yang dapat mengevaluasi
informasi yang dihasilkan AI dan memahami implikasi etis dari penggunaannya.
Program
literasi digital di MA Attafsiri harus mencakup:
1.
Pemahaman
Dasar AI: Bagaimana AI bekerja dan apa batasannya
2.
Keterampilan
Evaluasi: Cara menilai kualitas dan keakuratan
konten yang dihasilkan AI
3.
Etika
Digital: Prinsip penggunaan AI yang bertanggung
jawab
4.
Keamanan
Siber: Cara melindungi data pribadi dan mengenali
ancaman online
5.
Kewirausahaan
Digital: Memanfaatkan AI untuk inovasi dan
kreativitas
Panduan Etika
Penggunaan AI di Sekolah
Pengembangan
panduan etika penggunaan AI menjadi sangat penting untuk menciptakan lingkungan
belajar yang sehat dan bertanggung jawab. Panduan ini harus mencakup:
•
Kebijakan
Penggunaan AI: Aturan jelas mengenai kapan dan
bagaimana AI boleh digunakan dalam tugas akademik
•
Pedoman
Integritas Akademik: Definisi plagiarisme dalam
konteks AI dan konsekuensinya
•
Transparansi: Kewajiban menyebutkan penggunaan AI dalam karya akademik
•
Perlindungan
Data: Aturan mengenai pengumpulan dan penggunaan
data siswa
•
Pelatihan
Guru dan Siswa: Program untuk meningkatkan pemahaman
mengenai etika AI
Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa sekolah yang memiliki panduan etika AI yang jelas
melaporkan penurunan kasus penyalahgunaan teknologi hingga 60% dan peningkatan
kualitas pembelajaran yang signifikan (JISMA,
2024).
Mengembangkan
Kurikulum yang Responsif AI
Kurikulum
di MA Attafsiri perlu dikembangkan agar responsif terhadap kehadiran AI. Ini
bukan berarti mengubah seluruh kurikulum, melainkan menyesuaikannya untuk
memastikan siswa memiliki keterampilan yang relevan di era AI. Beberapa langkah
yang dapat diambil:
1.
Integrasi
AI dalam Mata Pelajaran: Memperkenalkan konsep
dasar AI dalam mata pelajaran relevan seperti matematika, sains, dan TI
2.
Proyek
Berbasis AI: Mengembangkan proyek yang memanfaatkan
AI untuk memecahkan masalah nyata
3.
Fokus
pada Keterampilan Abad ke-21: Menekankan
keterampilan seperti pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan berpikir
kritis yang sulit diotomatisasi
4.
Pembelajaran
Seumur Hidup: Menanamkan nilai pembelajaran
berkelanjutan karena teknologi terus berkembang
Kolaborasi
antara Sekolah, Orang Tua, dan Komunitas
Implementasi
AI yang sukses di sekolah memerlukan kolaborasi antara berbagai pihak. MA
Attafsiri perlu melibatkan orang tua dan komunitas dalam diskusi mengenai
penggunaan AI, memastikan ada pemahaman yang sama mengenai manfaat dan
risikonya.
Program
sosialisasi dan pelatihan untuk orang tua dapat membantu mereka memahami
teknologi yang digunakan anak-anak mereka di sekolah, sehingga dapat memberikan
dukungan yang tepat di rumah.
Dengan
menghadapi tantangan ini secara proaktif, MA Attafsiri dapat menjadi contoh
sekolah yang berhasil mengintegrasikan AI dalam pendidikan secara bertanggung
jawab, menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara teknologi
tetapi juga memiliki karakter dan nilai yang kuat.
Kesimpulan & Ajakan
Bertindak
Kecerdasan
buatan telah membawa perubahan fundamental dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk dunia pendidikan. Seperti yang telah dibahas secara panjang lebar
dalam artikel ini, AI memiliki berbagai sisi baik yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, efisiensi administrasi, dan pengembangan keterampilan
masa depan bagi siswa MA Attafsiri. Di sisi lain, AI juga membawa tantangan dan
risiko yang perlu diwaspadai, mulai dari ketergantungan teknologi, ancaman
privasi, hingga potensi penyalahgunaan akademis.
Kunci untuk
menghadapi era AI bukanlah menolak teknologi ini secara membabi buta, juga
bukan menerimanya tanpa pertimbangan kritis. Melainkan, pendekatan yang
bijaksana yang memanfaatkan potensi AI sekaligus memitigasi risikonya. MA
Attafsiri sebagai institusi pendidikan memiliki peran penting dalam membekali
siswa tidak hanya dengan keterampilan teknis, tetapi juga dengan karakter,
nilai, dan etika yang kuat untuk menjadi pengguna AI yang bertanggung jawab.
Ajakan Bertindak bagi Siswa
Kepada para siswa MA Attafsiri,
kami mengajak Anda untuk:
1.
Mengembangkan
Literasi Digital: Pelajari dasar-dasar AI, cara
kerjanya, dan batasannya. Jadilah pengguna teknologi yang kritis dan cerdas.
2.
Gunakan
AI dengan Integritas: Manfaatkan AI sebagai alat bantu
belajar, bukan pengganti pemikiran Anda sendiri. Selalu berikan kredit jika
menggunakan AI dalam karya akademik.
3.
Kembangkan
Keterampilan Manusiawi: Fokus pada pengembangan
keterampilan yang sulit diotomatisasi seperti empati, kreativitas, pemecahan
masalah kompleks, dan kolaborasi.
4.
Jadilah
Pembelajar Seumur Hidup: Teknologi terus
berkembang, jadi pertahankan rasa ingin tahu dan keterbukaan untuk mempelajari
hal baru.
Ajakan Bertindak bagi Guru
Kepada para guru di MA Attafsiri,
kami mengajak Anda untuk:
1.
Terus
Mengembangkan Kompetensi Digital: Ikuti pelatihan
dan workshop mengenai AI dan teknologi pendidikan terkini.
2.
Menjadi
Fasilitator dan Pembimbing: Ubah peran Anda dari
sekadar penyampai informasi menjadi fasilitator yang membantu siswa menemukan
pengetahuan dan mengembangkan keterampilan.
3.
Mengintegrasikan
AI secara Bijaksana: Eksplorasi cara
mengintegrasikan AI dalam pembelajaran Anda, tetapi selalu dengan pertimbangan
pedagogis yang kuat.
4.
Menjadi
Teladan dalam Penggunaan Etis AI: Tunjukkan kepada
siswa bagaimana menggunakan AI dengan bertanggung jawab dan etis.
Ajakan Bertindak
bagi Sekolah dan Manajemen
Kepada manajemen MA
Attafsiri, kami mengajak untuk:
1.
Mengembangkan
Kebijakan AI yang Jelas: Buat panduan yang jelas
mengenai penggunaan AI di sekolah, termasuk kebijakan integritas akademik dan
privasi data.
2.
Investasi
dalam Infrastruktur dan Pelatihan: Sediakan
infrastruktur teknologi yang memadai dan program pelatihan berkelanjutan untuk
guru dan staf.
3.
Mengembangkan
Kurikulum yang Responsif AI: Sesuaikan kurikulum
untuk memastikan siswa memiliki keterampilan yang relevan di era AI.
4.
Membangun
Kolaborasi: Jalin kerjasama dengan sekolah lain,
universitas, dan industri untuk berbagi pengetahuan dan sumber daya mengenai
implementasi AI dalam pendidikan.
Ajakan Bertindak bagi
Orang Tua
Kepada para orang tua siswa
MA Attafsiri, kami mengajak untuk:
1.
Memahami
Teknologi yang Digunakan Anak: Pelajari tentang AI
dan teknologi yang digunakan anak Anda di sekolah agar dapat memberikan
dukungan yang tepat.
2.
Bimbing
Anak Menggunakan Teknologi secara Seimbang: Bantu
anak Anda menemukan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan aktivitas
offline lainnya.
3.
Komunikasi
Terbuka: Jaga komunikasi terbuka dengan anak Anda
mengenai pengalaman mereka dengan teknologi dan tantangan yang dihadapi.
4.
Kolaborasi
dengan Sekolah: Dukung kebijakan dan program
sekolah dalam mengimplementasikan AI secara bertanggung jawab.
Ilustrasi kolaborasi antara
siswa, guru, dan teknologi AI dalam lingkungan pembelajaran yang seimbang
Menutup dengan Harapan
Kehadiran AI dalam pendidikan bukanlah
ancaman, melainkan peluang besar untuk menciptakan pengalaman belajar yang
lebih personal, menarik, dan efektif. Dengan pendekatan yang bijaksana dan
kolaborasi dari semua pihak, MA Attafsiri dapat menjadi sekolah yang tidak
hanya siap menghadapi era AI, tetapi juga menjadi pelopor dalam penggunaan
teknologi untuk pendidikan yang berkarakter dan bermartabat.
Mari kita bersama-sama membangun
ekosistem pendidikan di MA Attafsiri yang mengoptimalkan potensi teknologi AI
sekaligus menguatkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian, kita dapat
mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga
memiliki integritas, empati, dan keterampilan sosial yang kuat untuk menjadi
pemimpin masa depan yang bertanggung jawab.
Referensi
Gramedia. (2024, Januari). Apa
Dampak Positif dan Negatif AI? Sudahkah Kamu Tau … Diakses dari https://www.gramedia.com/best-seller/dampak-positif-negatif-ai/?srsltid=AfmBOooev_kXPDUwZ1YhYwKb1t66akiMKOzEdSw8IQS9ru4axRyMAnlC
Undiknas. (2023, Mei). Dampak
Positif dan Negatif AI dalam Masa Depan … Diakses dari https://undiknas.ac.id/2023/05/dampak-positif-dan-negatif-ai-dalam-masa-depan-pendidikan/
Deepublish. (2024, Juli).
Dampak Positif dan Negatif AI dalam Pendidikan. Diakses dari https://penerbitdeepublish.com/dampak-positif-dan-negatif-ai-dalam-pendidikan/
JISMA. (2024). Menerapkan
Potensi Kecerdasan Buatan (AI). Diakses dari https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/1076
JPSK. (2025, Februari). Studi
Kasus Pengembangan Literasi AI Siswa Sekolah Dasar … Diakses dari https://jurnal.itscience.org/index.php/jpsk/article/view/5528
JERKIN. (2024). Tantangan Dan
Peluang Implementasi Ai Di Sekolah … Diakses dari https://jerkin.org/index.php/jerkin/article/view/1731