Skip to Content
Admin
Admin
Online
Halo 👋
Ada yang bisa kami bantu?
Berita
00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik
Daftar Sekarang

Sisi Baik dan Buruk Kecerdasan Buatan (AI): Peluang dan Tantangan bagi MA Attafsiri

Teknologi AI tidak lagi menjadi konsep futuristik yang jauh dari jangkauan, melainkan telah menjadi kenyataan yang memengaruhi berbagai aspek kehidupa

 

Sisi Baik dan Buruk Kecerdasan Buatan (AI): Peluang dan Tantangan bagi MA Attafsiri


Di era digital yang terus berkembang pesat, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari asisten virtual di smartphone hingga sistem rekomendasi di platform streaming, AI telah mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Bagi dunia pendidikan, khususnya di lingkungan Madrasah Aliyah seperti MA Attafsiri, kehadiran AI membawa berbagai peluang sekaligus tantangan yang perlu dipahami secara mendalam.

Teknologi AI tidak lagi menjadi konsep futuristik yang jauh dari jangkauan, melainkan telah menjadi kenyataan yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk proses belajar-mengajar. Para siswa MA Attafsiri saat ini adalah generasi yang tumbuh di tengah gempuran teknologi canggih ini, sehingga pemahaman yang komprehensif mengenai AI menjadi sangat penting untuk membekali mereka menghadapi masa depan.

Ilustrasi kecerdasan buatan dalam pendidikan modern

Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai sisi kecerdasan buatan, mulai dari pengertian dasar, manfaat positif, hingga tantangan dan risiko yang mungkin timbul. Dengan pemahaman yang utuh, diharapkan seluruh warga MA Attafsiri dapat mengoptimalkan potensi AI untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus waspada terhadap dampak negatif yang mungkin terjadi.

Apa Itu Kecerdasan Buatan (AI)?

Kecerdasan Buatan (AI) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai simulasi kecerdasan manusia yang dimiliki oleh mesin atau sistem komputer. AI dirancang untuk dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti pengenalan suara, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan pembelajaran dari pengalaman (Gramedia, 2024).

AI bekerja melalui kombinasi algoritma kompleks, data besar (big data), dan kemampuan komputasi tinggi. Sistem AI dapat “belajar” dari pola-pola yang ada dalam data yang diberikan dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu tanpa perlu diprogram ulang secara eksplisit. Inilah yang membedakan AI dari program komputer konvensional.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita telah menggunakan berbagai bentuk AI, meskipun seringkali tanpa disadari:

1.          Asisten Virtual: Seperti Siri, Google Assistant, atau Alexa yang merespons perintah suara

2.          Sistem Rekomendasi: Platform seperti Netflix dan YouTube yang menyarankan konten berdasarkan preferensi pengguna

3.          Pengenalan Wajah: Teknologi keamanan di smartphone dan sistem keamanan

4.          Bahasa Alami: Fitur terjemahan otomatis di Google Translate atau chatbot di situs web

5.          Kendaraan Otonom: Teknologi mobil self-driving yang sedang dikembangkan

AI dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan berdasarkan kemampuannya:

             AI Sempit (Narrow AI): AI yang dirancang untuk melakukan tugas spesifik, seperti pengenalan wajah atau asisten virtual. Sebagian besar AI yang kita gunakan saat ini termasuk dalam kategori ini.

             AI Umum (General AI): AI yang memiliki kemampuan intelektual setara dengan manusia, dapat memahami, belajar, dan menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan berbagai masalah. AI ini masih dalam tahap pengembangan.

             AI Superintelligent: AI yang melampaui kecerdasan manusia dalam hampir semua aspek. Ini masih merupakan konsep teoritis.

Memahami dasar-dasar AI adalah langkah penting bagi warga MA Attafsiri untuk mempersiapkan diri menghadapi era teknologi yang semakin canggih ini.

Sisi Baik AI

Kecerdasan buatan menawarkan berbagai manfaat signifikan bagi berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Berikut adalah beberapa sisi positif AI yang relevan bagi lingkungan sekolah seperti MA Attafsiri:

Meningkatkan Efisiensi Belajar

AI dapat memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa. Sistem pembelajaran adaptif mampu menganalisis pola belajar siswa dan menyesuaikan materi serta kecepatan pembelajaran secara otomatis. Dengan demikian, siswa yang lambat dapat mendapatkan dukungan tambahan, sementara siswa yang cepat dapat menantang diri dengan materi yang lebih sulit.

Contohnya, platform pembelajaran seperti Khan Academy atau Duolingo telah mengimplementasikan AI untuk memberikan rekomendasi materi latihan yang disesuaikan dengan kemampuan pengguna. Teknologi serupa dapat dikembangkan di MA Attafsiri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Sistem pembelajaran adaptif dengan AI yang mempersonalisasi pengalaman belajar siswa

Otomatisasi Tugas Administratif

AI dapat membantu mengurangi beban administratif guru dan staf sekolah. Tugas-tugas rutin seperti penilaian otomatis, penjadwalan, pengelolaan data siswa, dan komunikasi dengan orang tua dapat dioptimalkan dengan bantuan AI. Hal ini memungkinkan guru untuk fokus lebih pada interaksi langsung dengan siswa dan pengembangan metode pengajaran yang lebih kreatif.

Sebuah studi menunjukkan bahwa guru dapat menghemat hingga 30% waktu mereka dengan mengotomatisasi tugas administratif menggunakan AI (Undiknas, 2023). Waktu yang tersedia ini dapat dialokasikan untuk kegiatan yang lebih bernilai tambah seperti bimbingan pribadi atau pengembangan kurikulum.

Inovasi dalam Kreativitas dan Eksplorasi Ilmu Pengetahuan

AI membuka peluang baru dalam eksplorasi ilmu pengetahuan dan kreativitas. Alat bantu AI seperti generator gambar, musik, atau teks dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka dengan cara baru. Di bidang sains, AI dapat membantu analisis data kompleks yang sulit dilakukan secara manual, sehingga memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi topik penelitian yang lebih mendalam.

Misalnya, siswa MA Attafsiri yang tertarik pada penelitian lingkungan dapat menggunakan AI untuk menganalisis data polusi udara atau pola perubahan iklim, sehingga memperoleh wawasan yang lebih kaya dari hasil penelitian mereka.

Bantuan bagi Penyandang Disabilitas

AI telah memberikan harapan baru bagi penyandang disabilitas dalam mengakses pendidikan. Teknologi seperti pengenalan suara, teks-ke-suara, penerjemah bahasa isyarat, dan alat bantu visual yang didukung AI telah mempermudah penyandang disabilitas untuk berpartisipasi aktif dalam kelas.

Di MA Attafsiri, implementasi teknologi pendukung seperti ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, di mana semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk meraih prestasi akademik terbaik mereka.

Pengembangan Keterampilan Masa Depan

Eksposisi terhadap teknologi AI di sekolah dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan. Memahami cara kerja AI, etika penggunaannya, dan bahkan pengembangan dasar AI dapat menjadi bekal berharga bagi siswa saat memasuki dunia kerja yang semakin terotomatisasi.

Tabel berikut menunjukkan beberapa manfaat utama AI dalam pendidikan beserta contoh penerapannya:

Manfaat AI dalam Pendidikan

Contoh Penerapan

Potensi Dampak

Pembelajaran Personal

Sistem tutor AI, platform pembelajaran adaptif

Meningkatkan pemahaman siswa hingga 40%

Efisiensi Administratif

Penilaian otomatis, pengelolaan data siswa

Menghemat waktu guru hingga 30%

Aksesibilitas

Pengenalan suara, terjemahan bahasa isyarat

Meningkatkan partisipasi siswa berkebutuhan khusus

Eksplorasi Ilmiah

Analisis data riset, simulasi kompleks

Memperdalam pemahaman konsep ilmiah

Pengembangan Kreativitas

Generator konten kreatif, alat desain AI

Mendorong inovasi dan ekspresi diri

Dengan memanfaatkan berbagai sisi positif ini, MA Attafsiri dapat menjadi sekolah yang siap menghadapi tantangan pendidikan di era digital.

Sisi Buruk AI

Di balik berbagai manfaat yang ditawarkan, kecerdasan buatan juga membawa sejumlah tantangan dan risiko yang perlu diwaspadai. Memahami sisi buruk AI sama pentingnya dengan mengenal manfaatnya, terutama bagi lingkungan pendidikan seperti MA Attafsiri.

Ketergantungan pada Teknologi

Salah satu dampak negatif yang paling mencolok adalah potensi ketergantungan berlebihan pada teknologi AI. Siswa mungkin kehilangan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah secara mandiri, atau bahkan keterampilan dasar seperti perhitungan matematika sederhana jika terlalu bergantung pada alat bantu AI.

Ketergantungan ini juga dapat mengikis rasa percaya diri siswa dalam kemampuan mereka sendiri. Jika setiap tugas dapat diselesaikan dengan mudah oleh AI, siswa mungkin akan kehilangan motivasi untuk mengembangkan kemampuan intelektual mereka secara alami.

Ancaman terhadap Privasi dan Keamanan Data

Sistem AI seringkali memerlukan data dalam jumlah besar untuk berfungsi dengan efektif. Di lingkungan sekolah, ini berarti data pribadi siswa, guru, dan staf dapat dikumpulkan dan dianalisis. Jika tidak dikelola dengan benar, data sensitif ini dapat disalahgunakan atau bocor, mengancam privasi seluruh warga sekolah.

Selain itu, algoritma AI yang digunakan untuk menilai kinerja siswa atau memprediksi potensi akademik dapat menimbulkan bias atau diskriminasi jika data yang digunakan tidak representatif atau mengandung bias inheren (Deepublish, 2024). Hal ini dapat berdampak pada kesempatan pendidikan dan masa depan siswa.

Penyalahgunaan dalam Plagiarisme dan Konten Palsu

Kemampuan AI untuk menghasilkan teks, gambar, atau video yang realistis membuka peluang besar untuk penyalahgunaan akademis. Siswa mungkin tergoda untuk menggunakan AI untuk mengerjakan tugas, menulis esai, atau bahkan mengerjakan proyek tanpa pemahaman yang memadai mengenai materi yang dipelajari.

Konten palsu yang dihasilkan AI (deepfakes) juga dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi yang salah atau memanipulasi opini, yang sangat berbahaya dalam lingkungan pendidikan di mana kebenaran dan integritas akademis sangat dihargai.

Dampak Sosial dan Psikologis pada Siswa

Interaksi berlebihan dengan sistem AI dapat memengaruhi perkembangan sosial dan psikologis siswa. Kurangnya interaksi manusia yang sebenarnya dapat menghambat pengembangan keterampilan sosial, empati, dan kecerdasan emosional yang penting untuk kehidupan di masyarakat.

Selain itu, tekanan untuk selalu terhubung dan ketersediaan AI 24/7 dapat menyebabkan kecemasan, kelelahan digital, dan masalah kesehatan mental lainnya di kalangan siswa.

Ketimpangan Digital dan Akses

Implementasi AI dalam pendidikan dapat memperlebar kesenjangan digital antara siswa yang memiliki akses terhadap teknologi canggih dan mereka yang tidak. Di MA Attafsiri, perlu dipastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang setara kepada sumber daya AI yang digunakan dalam pembelajaran, agar tidak terjadi ketimpangan dalam kesempatan belajar.

Berikut adalah tabel yang merangkum beberapa tantangan utama penggunaan AI dalam pendidikan beserta dampak potensialnya:

Tantangan AI dalam Pendidikan

Dampak Potensial

Solusi yang Mungkin

Ketergantungan Teknologi

Penurunan kemampuan berpikir kritis, motivasi belajar

Pembatasan penggunaan AI, penekanan pada pemahaman konsep

Privasi dan Keamanan Data

Bocornya data pribadi, bias dalam penilaian

Kebijakan data yang ketat, transparansi algoritma

Plagiarisme dan Konten Palsu

Penurunan integritas akademik, penyebaran informasi salah

Pendidikan etika, penggunaan detektor AI

Dampak Sosial Psikologis

Masalah kesehatan mental, penurunan keterampilan sosial

Pembatasan waktu layar, promosi interaksi tatap muka

Ketimpangan Digital

Peningkatan kesenjangan pendidikan

Penyediaan akses teknologi yang merata

Memahami sisi buruk ini bukan berarti kita harus menolak AI sepenuhnya, melainkan untuk mengembangkan strategi yang bijaksana dalam mengimplementasikannya di lingkungan sekolah seperti MA Attafsiri.

AI dan Dunia Pendidikan: Tantangan & Harapan

Integrasi kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan membawa serangkaian tantangan dan harapan baru yang perlu disikapi dengan bijak. Bagi MA Attafsiri sebagai institusi pendidikan, memahami dinamika ini menjadi kunci untuk mengoptimalkan manfaat AI sekaligus meminimalkan risikonya.

Peran Guru di Era AI

Kehadiran AI tidak akan menggantikan peran guru, melainkan mengubah cara guru bekerja dan berinteraksi dengan siswa. Guru di era AI akan berperan lebih sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator daripada sekadar penyampai informasi. AI dapat menangani tugas-tugas rutin seperti penilaian atau penyampaian materi dasar, sehingga guru dapat fokus pada pengembangan keterampilan higher-order thinking, karakter, dan nilai-nilai siswa.

Guru di MA Attafsiri perlu mengembangkan kompetensi baru untuk bekerja sama dengan AI, termasuk kemampuan memilih dan mengevaluasi alat AI yang tepat, menginterpretasikan data yang dihasilkan sistem AI, dan mengintegrasikannya ke dalam praktik pembelajaran yang efektif.

Guru memfasilitasi pembelajaran kolaboratif dengan bantuan teknologi AI di kelas modern

Perlunya Literasi Digital di Kalangan Pelajar

Literasi digital menjadi keterampilan esensial yang harus dimiliki siswa di era AI. Ini bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, melainkan juga pemahaman mendalam mengenai cara kerja AI, batasannya, serta etika penggunaannya. Siswa perlu diajarkan untuk menjadi pengguna AI yang kritis, yang dapat mengevaluasi informasi yang dihasilkan AI dan memahami implikasi etis dari penggunaannya.

Program literasi digital di MA Attafsiri harus mencakup:

1.          Pemahaman Dasar AI: Bagaimana AI bekerja dan apa batasannya

2.          Keterampilan Evaluasi: Cara menilai kualitas dan keakuratan konten yang dihasilkan AI

3.          Etika Digital: Prinsip penggunaan AI yang bertanggung jawab

4.          Keamanan Siber: Cara melindungi data pribadi dan mengenali ancaman online

5.          Kewirausahaan Digital: Memanfaatkan AI untuk inovasi dan kreativitas

Panduan Etika Penggunaan AI di Sekolah

Pengembangan panduan etika penggunaan AI menjadi sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan bertanggung jawab. Panduan ini harus mencakup:

             Kebijakan Penggunaan AI: Aturan jelas mengenai kapan dan bagaimana AI boleh digunakan dalam tugas akademik

             Pedoman Integritas Akademik: Definisi plagiarisme dalam konteks AI dan konsekuensinya

             Transparansi: Kewajiban menyebutkan penggunaan AI dalam karya akademik

             Perlindungan Data: Aturan mengenai pengumpulan dan penggunaan data siswa

             Pelatihan Guru dan Siswa: Program untuk meningkatkan pemahaman mengenai etika AI

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sekolah yang memiliki panduan etika AI yang jelas melaporkan penurunan kasus penyalahgunaan teknologi hingga 60% dan peningkatan kualitas pembelajaran yang signifikan (JISMA, 2024).

Mengembangkan Kurikulum yang Responsif AI

Kurikulum di MA Attafsiri perlu dikembangkan agar responsif terhadap kehadiran AI. Ini bukan berarti mengubah seluruh kurikulum, melainkan menyesuaikannya untuk memastikan siswa memiliki keterampilan yang relevan di era AI. Beberapa langkah yang dapat diambil:

1.          Integrasi AI dalam Mata Pelajaran: Memperkenalkan konsep dasar AI dalam mata pelajaran relevan seperti matematika, sains, dan TI

2.          Proyek Berbasis AI: Mengembangkan proyek yang memanfaatkan AI untuk memecahkan masalah nyata

3.          Fokus pada Keterampilan Abad ke-21: Menekankan keterampilan seperti pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan berpikir kritis yang sulit diotomatisasi

4.          Pembelajaran Seumur Hidup: Menanamkan nilai pembelajaran berkelanjutan karena teknologi terus berkembang

Kolaborasi antara Sekolah, Orang Tua, dan Komunitas

Implementasi AI yang sukses di sekolah memerlukan kolaborasi antara berbagai pihak. MA Attafsiri perlu melibatkan orang tua dan komunitas dalam diskusi mengenai penggunaan AI, memastikan ada pemahaman yang sama mengenai manfaat dan risikonya.

Program sosialisasi dan pelatihan untuk orang tua dapat membantu mereka memahami teknologi yang digunakan anak-anak mereka di sekolah, sehingga dapat memberikan dukungan yang tepat di rumah.

Dengan menghadapi tantangan ini secara proaktif, MA Attafsiri dapat menjadi contoh sekolah yang berhasil mengintegrasikan AI dalam pendidikan secara bertanggung jawab, menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara teknologi tetapi juga memiliki karakter dan nilai yang kuat.

Kesimpulan & Ajakan Bertindak

Kecerdasan buatan telah membawa perubahan fundamental dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Seperti yang telah dibahas secara panjang lebar dalam artikel ini, AI memiliki berbagai sisi baik yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, efisiensi administrasi, dan pengembangan keterampilan masa depan bagi siswa MA Attafsiri. Di sisi lain, AI juga membawa tantangan dan risiko yang perlu diwaspadai, mulai dari ketergantungan teknologi, ancaman privasi, hingga potensi penyalahgunaan akademis.

Kunci untuk menghadapi era AI bukanlah menolak teknologi ini secara membabi buta, juga bukan menerimanya tanpa pertimbangan kritis. Melainkan, pendekatan yang bijaksana yang memanfaatkan potensi AI sekaligus memitigasi risikonya. MA Attafsiri sebagai institusi pendidikan memiliki peran penting dalam membekali siswa tidak hanya dengan keterampilan teknis, tetapi juga dengan karakter, nilai, dan etika yang kuat untuk menjadi pengguna AI yang bertanggung jawab.

Ajakan Bertindak bagi Siswa

Kepada para siswa MA Attafsiri, kami mengajak Anda untuk:

1.          Mengembangkan Literasi Digital: Pelajari dasar-dasar AI, cara kerjanya, dan batasannya. Jadilah pengguna teknologi yang kritis dan cerdas.

2.          Gunakan AI dengan Integritas: Manfaatkan AI sebagai alat bantu belajar, bukan pengganti pemikiran Anda sendiri. Selalu berikan kredit jika menggunakan AI dalam karya akademik.

3.          Kembangkan Keterampilan Manusiawi: Fokus pada pengembangan keterampilan yang sulit diotomatisasi seperti empati, kreativitas, pemecahan masalah kompleks, dan kolaborasi.

4.          Jadilah Pembelajar Seumur Hidup: Teknologi terus berkembang, jadi pertahankan rasa ingin tahu dan keterbukaan untuk mempelajari hal baru.

Ajakan Bertindak bagi Guru

Kepada para guru di MA Attafsiri, kami mengajak Anda untuk:

1.          Terus Mengembangkan Kompetensi Digital: Ikuti pelatihan dan workshop mengenai AI dan teknologi pendidikan terkini.

2.          Menjadi Fasilitator dan Pembimbing: Ubah peran Anda dari sekadar penyampai informasi menjadi fasilitator yang membantu siswa menemukan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan.

3.          Mengintegrasikan AI secara Bijaksana: Eksplorasi cara mengintegrasikan AI dalam pembelajaran Anda, tetapi selalu dengan pertimbangan pedagogis yang kuat.

4.          Menjadi Teladan dalam Penggunaan Etis AI: Tunjukkan kepada siswa bagaimana menggunakan AI dengan bertanggung jawab dan etis.

Ajakan Bertindak bagi Sekolah dan Manajemen

Kepada manajemen MA Attafsiri, kami mengajak untuk:

1.          Mengembangkan Kebijakan AI yang Jelas: Buat panduan yang jelas mengenai penggunaan AI di sekolah, termasuk kebijakan integritas akademik dan privasi data.

2.          Investasi dalam Infrastruktur dan Pelatihan: Sediakan infrastruktur teknologi yang memadai dan program pelatihan berkelanjutan untuk guru dan staf.

3.          Mengembangkan Kurikulum yang Responsif AI: Sesuaikan kurikulum untuk memastikan siswa memiliki keterampilan yang relevan di era AI.

4.          Membangun Kolaborasi: Jalin kerjasama dengan sekolah lain, universitas, dan industri untuk berbagi pengetahuan dan sumber daya mengenai implementasi AI dalam pendidikan.

Ajakan Bertindak bagi Orang Tua

Kepada para orang tua siswa MA Attafsiri, kami mengajak untuk:

1.          Memahami Teknologi yang Digunakan Anak: Pelajari tentang AI dan teknologi yang digunakan anak Anda di sekolah agar dapat memberikan dukungan yang tepat.

2.          Bimbing Anak Menggunakan Teknologi secara Seimbang: Bantu anak Anda menemukan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan aktivitas offline lainnya.

3.          Komunikasi Terbuka: Jaga komunikasi terbuka dengan anak Anda mengenai pengalaman mereka dengan teknologi dan tantangan yang dihadapi.

4.          Kolaborasi dengan Sekolah: Dukung kebijakan dan program sekolah dalam mengimplementasikan AI secara bertanggung jawab.

Ilustrasi kolaborasi antara siswa, guru, dan teknologi AI dalam lingkungan pembelajaran yang seimbang

Menutup dengan Harapan

Kehadiran AI dalam pendidikan bukanlah ancaman, melainkan peluang besar untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal, menarik, dan efektif. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kolaborasi dari semua pihak, MA Attafsiri dapat menjadi sekolah yang tidak hanya siap menghadapi era AI, tetapi juga menjadi pelopor dalam penggunaan teknologi untuk pendidikan yang berkarakter dan bermartabat.

Mari kita bersama-sama membangun ekosistem pendidikan di MA Attafsiri yang mengoptimalkan potensi teknologi AI sekaligus menguatkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian, kita dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga memiliki integritas, empati, dan keterampilan sosial yang kuat untuk menjadi pemimpin masa depan yang bertanggung jawab.

Referensi

Gramedia. (2024, Januari). Apa Dampak Positif dan Negatif AI? Sudahkah Kamu Tau … Diakses dari https://www.gramedia.com/best-seller/dampak-positif-negatif-ai/?srsltid=AfmBOooev_kXPDUwZ1YhYwKb1t66akiMKOzEdSw8IQS9ru4axRyMAnlC

Undiknas. (2023, Mei). Dampak Positif dan Negatif AI dalam Masa Depan … Diakses dari https://undiknas.ac.id/2023/05/dampak-positif-dan-negatif-ai-dalam-masa-depan-pendidikan/

Deepublish. (2024, Juli). Dampak Positif dan Negatif AI dalam Pendidikan. Diakses dari https://penerbitdeepublish.com/dampak-positif-dan-negatif-ai-dalam-pendidikan/

JISMA. (2024). Menerapkan Potensi Kecerdasan Buatan (AI). Diakses dari https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/1076

JPSK. (2025, Februari). Studi Kasus Pengembangan Literasi AI Siswa Sekolah Dasar … Diakses dari https://jurnal.itscience.org/index.php/jpsk/article/view/5528

JERKIN. (2024). Tantangan Dan Peluang Implementasi Ai Di Sekolah … Diakses dari https://jerkin.org/index.php/jerkin/article/view/1731

Share

Related Posts

Post a Comment

Confirmation of Closure

Are you sure you want to close this video playback?